Selasa, 10 Mei 2011

GEJALA DAN CARA MENGATASI ANEMIA PADA ANAK DAN IBU HAMIL

Gejala dan Cara Mengatasi Anemia Pada Anak dan Ibu Hamil. Penyakit Anemia atau kurang darah dapat menyebabkan 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai). Beberapa gejala anemia pada anak dan ibu hamil yang perlu diketahui, dan juga efek anemia.
Anemia Pada Ibu Hamil
Anemia adalah keadaan kadar hemoglobin yang berada dibawah normal sesuai umur dan jenis kelamin. Pada anak dan ibu hamil, penyebab terbesarnya adalah kekurangan zat besi. Zat besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin.
Berikut gejala-gejala 5L yang jika tidak diatasi dapat menyebabkan anemia :
- sering pusing

- telinga mendenging
- penglihatan berkunang-kunang
- cepat letih, sempoyongan
- mudah tersinggung
- berhenti menstruasi, libido berkurang
- gangguan saluran pencernaan, organ limpa membesar
- scleraikterik
- nadi lemah tapi cepat atau hipotensi ortostatik
Berikut gejala-gelala tersendiri Anemia karena kekurangan zat besi :
* Pika, suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan. Seperti: es batu, kotoran atau kanji.
* Keilosis, bibir pecah-pecah.
* Glositis, Iritasi lidah.
* Keilonikia, kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
Berikut efek anemia, diantaranya :
* Mengganggu fungsi kognitif maupun perkembangan psikomotor.
* Menurunkan potensi pertumbuhan.
* Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
* 5L (letih, lesu, lemah, lelah dan lunglai).
* Memperlambat pertumbuhan cabang sel otak (dendrit), sehingga hubungan antara sel otak menjadi kurang kompleks dan pemrosesan informasi di otak menjadi lambat.
* Terganggunya proses mielinisasi, padahal proses ini sangat penting untuk kecepatan hantaran dan pemrosesan informasi di otak.
* Gangguan metabolisme di hipokampus (pusat kendali emosi).
* Rawan terhadap serangan infeksi.
Sedangkan efek anemia pada ibu hamil, dapat menyebabkan:
* Rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oxygen.
* Meningkatkan frekuensi komplikasi saat hamil dan melahirkan.
* Pendarahan antepartum (pendarahan pada kehamilan diatas usia 20 minggu).
* Pendarahan postpartum (pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah melahirkan)
* Produksi ASI rendah.
Singkatnya, kekurangan zat besi pada anak bisa mengakibatkan berbagai gangguan, seperti :
- pendengaran,
- penglihatan,
- sulit konsentrasi,
- hiperaktif (sulit mengendalikan diri dan interaksi),
- gangguan emosi,
- gangguan memori dan
- rendahnya kecerdasan.
Bagaimanakah cara mencegah dan mengatasi Anemia?
* Untuk mencegah anemia pada bayi, Anda cukup memberikan ASI eksklusif (menyusui hingga bayi berusia 6 bulan, atau dilanjutkan sekurang- kurangnya hingga 2 tahun.)
* Jika pada orang dewasa, Cukupi kebutuhan Zat besi dan gizinya.
Berikut makanan yang mengandung zat besi :
- Kelompok lauk-pauk (daging sapi, telur dll.).
- Kelompok Zat tepung (gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talas, beras merah/ putih dan ketan hitam).
- Kelompok sayuran (kacang-kacangan, jambu mete muda, daun kecipir dll.)
- Kelompok Buah (kurma, apel, jambu, pepaya, belimbing, alpukat, nangka, salak dan srikaya.
- Makanan berserat lainnya.
* Jangan berlebihan mengonsumsi teh.
Karena zat tanin yang terkandung dalam teh terbukti dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus.
* Pemberian suplemetasi zat besi dapat diberikan sejak dini, mulai dari anak berusia 6 bulan – 3 tahun. Atau lebih baik lagi, bila ibu hamil mengonsumsi zat besi untuk perkembangan otak janin & darahnya.
Itulah tips mengetahui gejala, penyebab, efek, pencegahan dan mengobati anemia yang semoga bermanfaat. Untuk menghindari anemia bisa dimulai membiasakan pola hidup sehat dan bersih. Dengan mengetahui gejala dan cara mengatasi Anemia pada Anak dan Ibu Hamil, anda bisa terhindar dari penyakit Anemia. Selamat mencoba. klipingku.com. Capedeh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar